- Back to Home »
- Humor Dewasa »
- PENGALAMAN MENJADI RESERSE
Bejo lulus AKABRI jurusan kepolisian dan akhirnya jadi reserse kriminil. Ayahnya, seorang pengusaha yang kenal Kapolri yang yang sekarang, menitipkan Bejo kepada Jendral Polisi itu agar dapat dibimbing di Jakarta. Bejo ditugaskan di bawah asuhan langsung Dan Reskrim Panjul.
Beberapa bulan kemudian, waktu Bejo mengunjungi ayahnya, si ayah bertanya : "Apa yang sudah kamu dapatkan dari pengalamanmu di bawah Pak Panjul, nak ?"
"Ada, ayah. Saya punya pengalaman menarik dengan Pak Panjul." Lalu Bejo bercerita kepada ayahnya: "Pada suatu malam, kami dapat telepon dari bagian sekuriti Hotel Gran Hyatt. Rupanya di sebuah kamar ditemukan perempuan dan seorang pria mati dalam keadaan tidur dan telanjang. Mereka rupanya orang Amerika."
"Wah... lalu apa yang Pak Panjul lakukan, nak ?" tanya si ayah kagum.
"Pak Panjul dengan tenang memakai topi beliau mengambil tongkat komando, dan sebelum berangkat meneguk vodka tonik yang tersedia di sudut meja. Beliau tidak pernah tergesa-gesa, Ayah. Beliau selalu kalem dan lalu beliau menyuruh saya mengiringi masuk ke mobil. Mobil pun berangkat ke Gran Hyatt.
Kami menemui manajer hotel, dan kepada kami diberitahu nomor kamar di mana insan telanjang itu kedapatan mati. Manajer kelihatan gugup, waktu ia mengantarkan kami menuju ka kamar itu. Tetapi Pak Panjul sangat tenang dan gagah. Semua dilakukan dengan tanpa ribut-ribut, supaya tidak heboh di kalangan tamu hotel..."
"Lalu?", seru si Ayah. "Yah, Pak Panjul pun masuk ke kamar itu dengan tanpa mengeluarkan bunyi. Saya dan manajer hotel bersijingkat mengikuti beliau. Di dalam kamar itu, benar juga seperti yang di laporkan: di tempat tidur terbaring tubuh seorang pria bule dan tergeletak di sebelah seorang perempuan bule, telanjang... tapi ada yang aneh dan mencurigakan..."
Bejo berhenti sebentar di sini, mengambil gelas untuk minum. Bapaknya menunggu tegang.
"Apa yang aneh da mencurugakan ?"
Bejo meneruskan ceritanya, "Yang aneh dan mencurigakan ialah bahwa kemaluan lelaki itu ternyata masih berdiri tegak."
"Waduh... apa yang terjadi ?", tanya si ayah.
"Mula-mula saya tidak tahu pak. Tapi kemudian Pak Panjul dengan tenang memukulkan keras-keras tongkat komandonya ke ujung kemaluan itu, dan..."
"Dan apa, Nak ?"
"Terdengar teriakan keras. Laki-laki bule itu berteriak. Ia bangkit. Juga tubuh perempuan itu tiba-tiba berdiri. Kemudian kami baru tahu bahwa rupanya kami memasuki kamar yang salah."